BERITA

Detail Berita

SMATER D’BOST dan SMASGAN adakan Retret Gabungan

Kamis, 8 Februari 2024 19:11 WIB
500 |   -

“BERUBAH UNTUK BERBUAH”, adalah tema umum retret gabungan antara SMAS Katolik Frateran Santo Gabriel Nunukan (SMASGAN) dan SMAS Frater Don Bosco Tarakan (SMATER D’BOST). Para peserta yang hadir baik guru maupun siswa dari kedua sekolah berjumlah 292, sudah termasuk panitia. Retret gabungan yang dikhususkan untuk peserta didik kelas XII ini berlangsung dari tanggal 27 Januari s.d. tanggal 1 Februari 2024 di SMAS Frater Don Bosco Tarakan. Kehadiran SMASGAN di SMATER D’BOST merupakan kunjungan balasan setelah tahun lalu (2023) SMATER D’BOST melakukan kunjungan ke sana untuk kegiatan yang sama dengan tujuan yang sama; berubah untuk berbuah dan mencari makna hidup serta menggali potensi diri.

 

Memahami Arti dan Makna Retret.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Retret memiliki arti menarik diri sejenak dari rutinitas untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Dari pengertian tersebut, retret memiliki makna sebagai suatu periode waktu yang diambil baik menyendiri maupun kelompok untuk merenung, atau memperdalam hubungan kedekatan dengan sang Pencipta. Dengan kata lain, retret merupakan kegiatan yang sengaja diadakan untuk memberikan kesempatan kepada individu atau kelompok untuk menjauh dari kegiatan sehari-hari dan merenungkan makna hidup, nilai-nilai, atau aspek spiritual dalam diri mereka. "Berubah untuk berbuah" menggambarkan suatu proses transformasi yang dilakukan dengan tujuan mencapai hasil atau buah yang bernilai. Maknanya mencakup ide bahwa pengenalan akan diri sendiri dengan baik di hadapan Tuhan memungkinkan sebuah perubahan yang disadari dan diupayakan secara aktif yang dapat membawa pada pertumbuhan dan pencapaian tujuan yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan, seperti spiritual, emosional, sosial, atau bahkan profesional.

Dalam konteks ini, "berbuah" dapat diartikan sebagai pencapaian hasil positif atau keberhasilan dari perubahan itu sendiri. Proses perubahan tersebut diharapkan dapat membawa individu menuju kondisi atau keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya. Berubah bukan hanya sebagai tindakan spontan atau reaksi terhadap keadaan, melainkan sebagai suatu usaha yang disengaja untuk meningkatkan diri, memperbaiki kualitas hidup, dan mencapai potensi hidup secara maksimal. Konsep ini sering kali terkait dengan pertumbuhan pribadi, perkembangan spiritual, dan pencapaian tujuan hidup. Dengan bersedia untuk berubah, seseorang dapat mengeksplorasi potensi baru, melepaskan kebiasaan atau pola pikir yang lama dan tidak produktif, dan menghadapi tantangan dengan sikap yang lebih positif.

Dalam banyak konteks, tema "berubah untuk berbuah" juga dapat menekankan pentingnya belajar dari pengalaman, merenung, dan menggali pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri. Kesadaran akan kebutuhan untuk berubah menjadi dasar bagi perjalanan pencapaian diri yang lebih baik dan kehidupan yang lebih memuaskan.

 

Penyambutan dan Acara Pembukaan

Sabtu, 27 Januari 2024, tepat pukul 5 pagi rombongan dari SMASGAN yang terdiri dari 25 guru dan 114 siswa sandar di pelabuhan Fery Juata Laut. Pelayaran dengan kapal Fery yang memakan waktu sekitar 8 jam dari Nunukan ke Tarakan tersebut mengantarkan para peserta dan para guru tiba dengan selamat. Setelah berkemas di kapal, para tamu dari SMASGAN dijemput di pelabuhan Juata dengan 5 mobil TNI AD-AL dan 1 mobil avanza yang disiapkan oleh tuan rumah. Para siswa dan guru dibagi dalam lima rombongan dan langsung melaju menuju SMAS Frater Don Bosco Tarakan. Spanduk ucapan selamat datang dan tarian (tamborin) penyambutan di gerbang utama memberikan nuansa kemerihan tersendiri. Setelah tiba di gerbang kecil sebelum memasuki kompleks sekolah, kepala SMASGAN, Fr. M. Yohanes Mauk, BHK mendapat kalungan bunga oleh siswa sebagai ungkapan selamat datang yang hangat mewakili para guru dan siswa, sementara siswa-siswi tuan rumah berdiri membentuk pagar betis menyambut kehadiran tamu dengan ucapan selamat datang dengan lambaian tangan dan nyanyian. Oleh panitia, para tamu diantar ke ruang kelas masing-masing di mana mereka akan beristirahat setelah mendapat pengarahan dan ucapan selamat datang secara resmi oleh frater kepala sekolah tuan rumah. Beberapa siswa dan guru berkisah bahwa beberapa dari mereka yang mabok laut karena ombak dan gelombang dalam pelayaran. Tetapi mereka bersyukur bahwa boleh tiba dengan selamat setelah semalam digempur gelombang laut.

Kemeriahan penyambutan ini, selain disiapkan oleh tuan rumah terhadap tamu dari Nunukan, juga penyambutan dilakukan terhadap kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cabang Wilayah Kota Tarakan dan Bunyu yang diundang untuk membuka acara retret gabungan tersebut. Pukul 11.00 beberapa siswa dari tuan rumah mempersembahkan tarian tamborin untuk menyambut kedatangan kepala dinas yang diwakili oleh Kasi SMA, Ibu Dra. Hanny, M.Pd., bersama pengawas SMAS Frater Don Bosco, ibu Hetiniah, S.Pd. Kepala sekolah dari kedua sekolah menyambut kedatangan tamu dari Dinas Pendidikan dengan mengalungkan bunga sebagai tanda ucapan selamat datang. Dalam sambutan pembukaan, Ibu Hanny menyampaikan bahwa retret merupakan sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan melalui serangkaian kegiatan yang sudah disiapkan oleh kedua sekolah. Menurut ibu Hanny, kegiatan retret ini merupakan sarana perwujudan konkrit dari dimensi profil pelajar Pancasila yaitu Beriman dan Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa dan Berakhlak Mulia. Beliau mengajak para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan serius dan baik agar dapat menghasilkan buah yang bermanfaat bagi diri sendiri dan sesama sebagaimana yang diharapkan oleh semua pihak. Hal senada juga diungkapkan oleh kepala SMAS Frater Don Bosco Tarakan dalam sambutannya, fr. Nisensius Mety, CMM. Menurutnya, kegiatan retret ini merupakan tujuan besar dari perwujudan dimensi profil pelajar Pancasila dimensi pertama. Tidak hanya itu, dalam acara retret ini berbagai macam kegiatan juga diikutsertakan seperti olah raga dan pentas seni yang sungguh melibatkan dimensi profil pelajar pancasila yang lain seperti kerja sama, bernalar kiritis, kreatif, mandiri dan berkebinekaan global. “Jadi, kegiatan retret ini merupakan satu paket lengkap perwujudan semua dimensi profil pelajar Pancasila. Apalagi kedua sekolah ini adalah sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan kedua dan ketiga, harus menjadi penggerak dalam mewujudkan dimensi P5 yang digaungkan dalam kurikulum merdeka”, ungkapnya memberi kesimpulan. Sebelum meninggalkan tempat acara, ibu Hanny, ibu Heti dan fr John diberi bingkisan berupa hasil karya P5 dari para siswa. 

Acara pembukaan ini juga diselingi dengan beberapa pentas seni seperti vokal group dan tarian yang semakin memberi warna dalam pengembangan potensi siswa.

 

Pelaksanaan Kegiatan dan Pendampingan

Kegiatan retret tahun ini seperti tahun sebelumnya di Nunukan, dibagi dalam dua bagian besar yaitu pendampingan rohani berupa materi refleksi dan kegiatan olahraga dan seni. Tujuan besar dari kedua kegiatan ini adalah untuk menggapai harapan dari tema retret tahun ini: berubah untuk berbuah serta menggali potensi diri yang dapat berdampak positif bagi orang lain. Kegiatan pendampingan rohani dalam materi refleksi didampingi oleh fr, Yohanes Mauk, BHK kepala sekolah SMASGAN dengan beberapa sub tema antara lain Pengenalan diri, (Siapakah saya -Who am I-), Harga diri, Aku dan sahabat, Aku dan keluarga, dan Aku dan guruku yang dibagi secara merata dalam kegiatan lima hari. Setiap sub tema menekankan pada aspek perkembangan pribadi dalam hubungannya dengan diri sendiri dan orang lain yang memungkinkan terjadinya pengenalan diri, pemulihan dan rekonsiliasi. Sementara kegitan lainnya seperti pentas seni dan olahraga didampingi oleh para guru dari kedua sekolah.

Selain materi retret, kegiatan olah raga dan pensi merupakan hal yang menarik buat kaum muda. Menyadari hal itu, kedua kegiatan ini tidak ketinggalan. Jauh-jauh hari kedua sekolah telah menyiapkan berbagai macam kegiatan pensi dan beberapa bidang olahraga seperti futsal, volley dan basket untuk dilombakan antar sekolah. Bahkan para guru juga terlibat aktif baik di bidang seni maupun olahraga. Hal ini tentu saja semakin menambah semaraknya suasana selama sepekan di SMAS Frater Don Bosco Tarakan. Drama, berbagai tarian daerah, tarian kreasi, Vokal solo ditampilkan oleh kedua sekolah. Ini adalah beberapa mata acara yang ditampilkan di malam pensi, 30 Januari 2024: Vokal solo, Band Dadakan SMASGAN, Duet guru dari smater D’bost, Tamborin kelas XI smater d’bost, duet gabungan smater and smasgan, Tarian Timur kelas X smater d’bost, GL dari Sad Boy SMASGAN, Tarian Lindah kolaborasi kelas XII smater d’bost, dance the secret girl smasgan, Tari flotim smater d’bost, Tarian Kreasi IPA smasgan, Tarian dari Kelas XII IPS B smater d’bost, Tarian Kreasi kelas XII Bahasa Smasgan, Tari dari XII IPS A smater d’bost, Band d'bost, Tarian kreasi XII IPS 1 smasgan, Tari dari 12 IPA smater dbost, Tarian Kreasi IPS II Smasgan, Dance dari OSIS d'bost, penampilan special Dbost, Trio Gacor smater dbost, dan duet guru smasgan. Total semua ada 23 mata acara. Dimulai pada pukul 19.00 dan berakhir pada pukul 00.30. Para tamu dan undangan; peserta didik kelas X dan XI, alumni, orang tua/wali siswa dan masyarakat yang hadir memenuhi lapangan SMATER D’BOST nampak sangat senang menikmati setiap suguhan acara dari kedua sekolah. Lagu timur yang diduetkan oleh dua guru dari SMASGAN mengakhiri rangkaian pensi pada malam itu sekaligus memberi peluang bagi acara bebas hingga pukul 00.30. Acara pensi yang dipandu oleh dua MC kawakan dari smater d'bost; Nayla Stysa dan Yulyani Dhea Febronya ini berjalan dengan baik dan sukses. 

 

Misa Minggu dan Perayaan Pesta Pelindung Sekolah: 31 Januari

Jauh-jauh hari sebelum kegiatan selama seminggu ini dilaksanakan, kedua kepala sekolah telah merencanakan agar kegiatan retret gabungan ini dipuncaki pada perayaan pesta pelindung SMAS Frater Don Bosco yaitu Santo Yohanes Bosco yang jatuh pada setiap tanggak 31 Januari. Setelah melalui serangkaian persiapan yang matang, koor gabungan antar kedua sekolah mengiringi perayaan ekaristi di gereja paroki, gereja Santa Maria Imakulata Tarakan. Koor dan tarian persembahan yang meriah yang dimotori oleh Pak Cello dan ibu Stefani, baik di misa hari minggu tanggal 28 Januari maupun perayaan Ekaristi pesta pelindung sekolah Rabu, 31 Januari memberikan nuansa yang berbeda. Betapa tidak, perayan kali ini dihadiri oleh tamu khusus dari Nunukan. Dalam penyampaian informasi paroki, Romo Andri, pastor paroki, memberi apresiasi kepada kedua sekolah yang bekerja sama untuk membangun generasi penerus bangsa dan gereja melalui kegiatan retret bersama. Beliau berharap agar kegiatan semacam ini diperlukan mengingat sekolah katolik adalah media pewartaan cinta kasih Allah melalui dunia pendidikan.   

 

Rekonsiliasi: Aku Dikasihi dan Dipulihkan

Malam rekonsiliasi merupakan moment khusus di mana semua rangkaian pembinaan rohani dalam retret beberapa hari ini mencapai puncaknya. Acara ini dipandu oleh fr. John Mauk, BHK sebagai pemberi retret dan dibantu oleh panitia. Pengenalan akan diri sendiri, -segala kelemahan dan kekuatan diri- dan pengenalan akan sesama dengan baik; sahabat, orang tua dan guru memberi ruang bagi penyembuhan luka batin akibat goresan dalam pergaulan dan hubungan sosial di setiap sudut kehidupan harian. Dengan berkat Tuhan, semua orang yang berjalan bersama dengan para peserta, dihadirkan kembali dalam imaginasi. Bahwa dalam perjalanan hidup, ada hal yang tidak mengenakan, ada goresan yang membuat luka dan duka, dilihat dengan mata hati rohani yang jernih bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan. Tuhan telah, sedang dan akan selalu bekerja, mendidik dan mendewasakan kita dengan caraNya. Semuanya terjadi dalam rencanaNya. (Yesaya 55:8-9). Siapapun kita apapun pengalaman kita, baik dan buruk, masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang, Allah selalu hadir, menerima dan mencintai kita apa adanya. (Mazmur 27:10). Dan pemberianNya tidak pernah kurang karena Dia memberikan diriNya sendiri. (Yoh 15:13) Dengan menyadari kebesaran cinta Tuhan yang tak terbatas itu, maka ada kekuatan dan daya dorong untuk bangkit kembali dari keterpurukan dan keadaan yang menyakitkan, sekaligus ada kekuatan untuk mendengarkan dan melaksanakan seruanNya untuk mengampuni karena pada dasarnya mengampuni adalah kekuatan yang menyembuhkan. (Efesus 4:32) Itulah semangat murid Kristus sejati yang mau menjadi manusia baru dalam Kristus.

          Dalam acara dan proses penyembuhan luka batin tersebut beberapa guru dihadirkan, duduk di hadapan siswa untuk mewakili beberapa orang-orang yang selama ini berjalan bersama mereka; orang tua, sahabat dan para guru. Pada saat rekonsiliasi, anak-anak diminta datang untuk memberi ampun sekaligus meminta maaf kepada sahabat, guru dan orang tua. Menarik bahwa barisan untuk datang kepada orang tua adalah barisan terpanjang. Benar bahwa mereka yang paling dekat adalah mereka yang paling berpotensi untuk menyakiti dan disakiti. Peserta didik antrian dengan sabar dalam proses pemulihan tersebut. Hal yang menonjol adalah peserta didik datang dan meminta maaf atas kekurangan, kesalahan dan keterbatasan yang selama ini telah mereka lakukan.

 

Hari Terakhir: Penutup, Pesan-kesan dan Sayonara

Awal bulan kedua dalam setahun, tanggal 1 Februari, setelah beberapa hari bergumul dengan semua kegiatan baik rohani maupun olah raga dan olah rasa, hari ini para peserta diberi kesempatan untuk jalan-jalan melihat tempat-tempat wisata yang ditawarkan Kota Tarakan. Lima mobil tentara TNI-AD-AL siap mengantar para peserta demi memanjakan mata mereka dalam bingkaian keindahan kota Tarakan. Para peserta diantar ke pantai Amal Baru. Mereka kelihatan antusias dan menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam di sana. Banyak spot foto yang menarik perhatian mereka untuk mengukir kenangan bersama di kota Tarakan. Selain pantai Amal Baru, para peserta juga disuguhkan panorama dan keindahan kota Tarakan. Kali ini spotnya berpindah ke pusat perbelanjaan Ramayana yang berada di jantung kota. Para peserta berbelanja, jalan-jalan dan sekedar menikmati nuansa kota hingga pukul 12.30.

Setelah selesai menikmati suguhan keindahan keliling kota Tarakan, para peserta kembali ke markas Don Bosco untuk makan siang, berkemas dan bersiap untuk acara penutup. Sekitar pukul 3.00 para peserta dari kedua sekolah berkumpul di aula untuk menghadiri acara penutupan secara resmi. Dalam sambutannya, kepala SMASGAN mewakili para guru dan siswa menyampaikan kesan sekaligus terima kasih atas kebersamaan dan penerimaan hangat oleh tuan rumah sekaligus meminta maaf bila ada yang kurang dari seluruh peserta dari Nunukan. “Kami merasa betah dan senang selama beberapa hari di sini. Penerimaan yang hangat, pelayanan, kebersamaan dan persudaraan membuat suasana semakin akrab di antara kita, baik siswa maupun guru”, kata fr John. Di sisi lain, kepala SMATER D’BOST juga menyampaikan banyak terima kasih atas kehadiran, kerja sama dalam acara retret gabungan ini dan berharap tahun depan dapat berjumpa kembali di Nunukan. “Antara pertemuan dan perpisahan ada kenangan yang tercipta. Kita akan selalu mengenang kenangan itu dalam sebuah ruang kosong yang disebut ruang rindu, di sana kita akan bertemu setiap saat”, ungkap fr. Nisen puitis. Mewakili perwakilan guru dari kedua sekolah, Pak Donatus memberi penekanan pada pengejewantahan tema retret dalam kehidupan setiap hari bagi para peserta setelah selesai retret ini. “Para peserta perlu memaknai “berubah untuk berbuah” dalam kehidupan setiap hari, sehingga tidak semata menjadi sesuatu yang berlalu begitu saja”, ungkap Pak Don berharap. Sementara Ibu Efelin berkisah tentang sepak terjang persiapan yang dilakukan oleh tuan rumah hingga berujung pada sebuah akhir kegiatan yang telah berjalan dengan baik. “Semuanya karena kemurahan Tuhan”, ungkap bu Efelin dengan penuh kepercayaan.  Tak ketinggalan dua perwakilan siswa dari kedua sekolah juga memberikan kesan. Disa mewakili, SMASGAN dan Gabriel mewakili SMATER DBOST. Disa mengungkapkan kesannya atas buah-buah rohani selama retret, penerimaan yang baik, kehangatan dan persahabatan yang terjalin di antara kedua sekolah. Sementara Gabriel mengangkat tentang sebuah realitas bahwa dalam setiap kegiatan ada kekurangan, ada kelebihan. “Semuanya bisa muncul agar kita terus belajar untuk menerima realitas hidup dan terus berbenah untuk memberikan yang terbaik”, ungkap Gabriel.

Akhirnya, Sayanora! 

Sampai berjumpa lagi tahun depan di Nunukan dengan kegiatan yang sama walau berbeda waktu dan peserta. Tuhan memberkati segala usaha dan rencana kita. (NM)*


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini